![]() |
China Tangkap Penulis Australia karena Dianggap Mata-mata
Berita Internasional | Pemerintah Australia mengatakan bahwa seorang warganya telah ditahan di China atas tuduhan pengintaian. Yang Henjun, pria tersebut merupakan diplomat China yang menjadi penulis dan akademisi di Universitas Teknologi Sydney. Yang telah berkebangsaan Australia.
Ia ditangkap di Guangzhou pada Januari lalu ketika menunggu penerbangan transit ke Shanghai dari New York. Dr. Yang telah di tahan Di Beijing dalam kondisi yang kejam tanpa tuduhan selama lebih dari tujuh bulan, " ujar Menteri Luar Negeri Marise Payne di lansir AFP Selasa (27/8).
Menurut Payne, China tidak menjelaskan alasan penahanan Yang. China juga disebut tidak mengizinkan Yang bertemu dengan pengacara dan keluarga, meski pegawai kedutaan Australia telah mengunjungi tujuh kali sejak penangkapan.
Kami mengharapkan adanya standar dasar atas hukum dan keadilan yang sesuai dengan prosedur. Jika Dr. Yang di tahan karena kepercayaan politisinya, ia seharusnya dilepaskan,'' ucap dia. Payne sendiri telah mengangkat kasus ini lima kali kepada Menlu China secara langsung maupun melalui surat.
Reuter melaporkan, Menteri Luar Negeri China dan Kedutaan Besar China di Canberra belum memberikan tanggapan maupun komentar atas kejadian ini. Yang merupakan salah satu dari beberapa warga negara asing yang di tahan di China dengan dugaan pengintaian atau upaya pencurian rahasia negara.
Sebelumnya dua orang warga Kanada, mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor, di tahan pada Desember tahun lalu. Penahanan terhadap yang di perkirakan dapat memicu reaksi dan tekanan publik agar pemerintah bertindak tegas terhadap China seiring dnegan semakin tegang hubungan bilateral antar keduanya dalam beberapa bulan terakhir.
Selain itu, penahanan ini juga terjadi ketika China berperang melawan protes anti pemerintah di Hongkong yang telah berjalan selama berbulan bulan. China telah berusaha melarang usaha usaha demokrasi. Ini adalah pesan yang jelas melawan usaha tersebut. kata analis di Pusat Kebijakan Siber Internasional Alex Joske.
SUMBER : CNN INDONESIA
|
0 Comments